Proyek pekerjaan jalan lingkar Togean yang terletak di Kecamatan Togean yang dikerjakan pada tahun 2010 sampai tahun 2011, dibangun untuk menghubungkan 4 desa, yakni Desa Baulu, Desa Tintirii, Desa Lembanato dan Desa Katupat.
Informasi yang dihimpun dari masyarakat setempat, proses pekerjaan yang dimulai pada tahun 2011 terhenti begitu saja. Kemudian dilanjutkan lagi pekerjaanya pada tahun 2015. Sehingga, hal ini di sinyalir proses perencanaan proyek jalan tersebut tidak diatur secara baik, sehingga dengan rentan waktu yang panjang menyebabkan kondisi jalan tersebut rusak berat, dan dibiarkan terbengkalai.
Wakil Ketua Komis II DPRD Tojo Una-Una Djafar M. Amin, saat dikonfirmasi melalui Handphone belum lama ini mengatakan, bahwa dirinya membenarkan kalau jalan lingkar Togean telah dikerjakan pada tahun 2011, namun karena proses pekerjaanya terhenti dilanjutkan lagi pekerjaanya pada tahun 2015.
Jafar mengatakan, dalam kunjungan Reses di Kepulauan Togean. Tak hanya jalan lingkar Togean saja. Namun jalan lingkar Kecamatan Walea Kepulauan juga demikian, proses perencanaannya juga tidak baik. Sehingga banyak masyarakat mengeluhkan jalan tersebut tidak dapat digunakan.
"Kami akan segera mengundang Dinas PU untuk memberikan penjelasan terkait dengan perencanaan dua jalan tersebut, yakni Jalan lingkar Togean dan Jalan Lingkar Walea Kepulauan,” katanya.
Menurutnya, penyebab dari tidak maksimalnya proses pembangunan jalan lingkar Togean, hingga dibangun berkali-kali karena proses perncanaan proyek pembangunan jalan tidak teratur dengan baik. Sehingga jalan tersebut ditemui mengalami kerusakan yang parah.
“Akibat kondisi jalan yang parah tersebut, pihak DPRD Tojo Una-Una harus menganggarkan lagi untuk perbaikan jalan lingkar Togean untuk tahun anggaran 2016 dengan total panjang jalan 9,2 km," tutup politisi Nasdem itu belum lama ini. (ms)
EmoticonEmoticon