Hal itu ditegaskan Moh. Lahay, Rabu (24/2/2016) saat menggelar pertemuan perdana bersama
Direktur RSUD Ampana Yasevien Manuputty, bersama seluruh staf dan karyawan RSUD di lantai II gedung RSUD Ampana.
"Selama ini keluhan masyarakat yang Saya terima, setiap masyarakat yang akan berobat di RSUD ini, setelah dokter memberikan resep ternyata obat di Rumah Sakit kosong dan mereka dianjurkan membeli obat di luar RSUD dengan mengeluarkan uang. Sehingga mereka mempertanyakan kesehatan gratis itu bagaimana," katanya.
Ia meminta masalah yang terjadi tersebut untuk segera dibenahi. Moh. Lahay mendesak apotek RSUD bekerja sama dengan apotek di luar RSUD dalam menutupi biaya obat pasien dengan anggaran yang disiapkan Pemda.
Menyinggung permasalahan dana Jamkesmasda, Bupati Touna yang akrab disapa Mad Lahay menjelaskan, pihaknya akan segera mengundang kepala dinas kesehatan untuk membahas persoalan tersebut.
“Ditundanya pembangunan Kantor Dinas Pendapatan sebesar Rp6,2 milyar itu karena ditarik dananya untuk membiayai kebutuhan Jamkesmasda. Namun yang bersangkutan (Kepala Dinas), tetap ngotot tidak mau. Bahkan sudah melapor ke pusat dan yang dilaporkan ke pusat adalah bupati karateker sebelumnya. Nanti setelah beliau kembali dari Jakarta akan saya undang dan akan saya sampaikan mana yang lebih prioritas, membangun kantor atau melayani kesehatan orang miskin atau orang susah," jelasnya.( ms )
SUMBER
EmoticonEmoticon